Sunday, January 5, 2020

Pilkada dalam Bayang-Bayang "Cost Politics dan Money Politics"




Pilkada dalam Bayang-Bayang "Cost Politics dan Money Politics"


Cost Politik dan Money Politik, dua istilah yang tidak asing lagi di telinga, yang selalu hadir di setiap momentum pesta demokrasi. Bahkan dua istilah itu seolah menjadi cirikhas paten yang memang muncul khusus di momentum hajatan politik tersebut.

Entah, sejak kapan dan siapa yang mempelopori dua istilah itu. Karena seingat penulis sejak mengenal memontum "Pesta Demokrasi" sejak itu pula dua istilah itu juga terdengar dengan lantang di telinga. Kemudian dalam perkembangannya seiring perjalanan sang waktu dua istilah itu semakin santer dan beraneka ragam kemasan yang dibungkus dengan narasi yang terkesan lebih "Elegan" tetapi substansinya sama.

Bahkan, belakangan dari opini yang berkembang dua istilah itu, kehadirannya seolah semakin mengerikan. Dalam artian para kontestan yang hendak mewarnai pencaturan perebutan kekuasan, bila tidak mengikuti irama perkembangan kedua istilah itu, bisa dibilang hanya sebatas mewarnai tidak sungguh-sungguh menjadi kontestan yang sebenarnya.

Jadi, meski terdapat figur yang dinilai matang melalui proses pengkaderan yang panjang di internal parpolnya, serta dianggap mampu membawa perubahan saat diberi amanah ke arah yang lebih baik, tetapi tidak memiliki kekuatan dalam mengimbangi kedua istilah Cost Politik dan Money Politik sudah bisa dipastikan hanya tinggal harapan, karena pemenangnya sejatinya adalah kontestan yang memiliki kekuatan penuh, yang dimungkin melebihi dari dua istilah itu. Karena jauh-jauh sebelum menjadi kontestan sudah menyiapkan segala sesuatunya, baik dari segi sikap, mental, kendaraan, termasuk kesiapan amunisinya.


Oleh karena itu, ketika melihat realita hari ini, di mana mulai terjadi pergeseran nilai di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang dipaksa serba prakmatis, para kontestan dituntut tidak hanya cukup bermodalkan kapasitas dengan segudang pengalaman yang disandang. Melainkan perlu didukung dengan kesiapan finansial. Sebab bila tidak seperti itu, jangan sampai berharap mampu meraih kekuasaan yang diharapkan.

Penulis hanya bisa bertanya-tanya, sampai kapan istilah Cost Politik dan Money Politik akan lenyap dari bayang-bayang pesta demokrasi, yang hanya melahirkan pemimpin "Boneka" tidak independen karena dikendalikan segelintir orang saja. Lantas kapan, akan mampu melahirkan pemimpin yang betul-betul bersih serta pro rakyat secara totalitas yang tentunya murni dari kehendak rakyat tanpa harus dipengaruhi oleh siapapun. Wallahu'alam Bissoweb.

Celoteh, Pecinta Kopi Hitam
Bluto, Senin 06 Januari 2020.

No comments:

Post a Comment