Saturday, February 8, 2020

Didik Setiabudi: Jurnalis Profesi Unik




      Selamat Hari Pers Nasional (HPN)

Sebuah catatan Didik Setiabudi, salah seorang jurnalis senior di Sumenep, yang ditulis di akun facebook-nya, menyatakan bahwa profesi jurnalis itu unik, meski kelihatan dekil tidak tampil klimis, tetapi cerdas dan memiliki disiplin tinggi. Karena belajarnya langsung dengan alam setiap hari.
Bahkan, jurnalis mampu bersinggungan langsung dengan berbagai objek, baik objek benda hidup dan benda mati. Termasuk mampu bersinggungan dengan berbagai profesi mulai dari orang biasa, tokoh, pemangku kebijakan hingga orang hebat sekalipun sehingga pengetahuannya selalu update tidak monoton dan kaku.

Dengan begitu, kehidupan jurnalis serba dinamis dengan segudang pengalaman yang tidak dimiliki profesi lain.
Sehingga tidak heran bila jurnalis atau wartawan didentik sosok yang "Tahu banyak sedikit hal". Artinya meski tidak tuntas mendalami sebuah disiplin keilmuan, tetapi jurnalis sedikit banyak bisa mengimbangi melalui pengalaman yang didapat di lapangan. Karena jurnalis ketika berhadapan dengan objek yang beraneka ragam, maka dituntut untuk bisa menyesuaikan terhadap objek tersebut. Sehingga di hadapan jurnalis, sesuatu yang tidak mungkin, bisa menjadi mungkin.

Itulah yang memotivasi sosok Didik yang selalu bangga menjadi seorang jurnalis dalam kondisi dan situasi apapun,"Batre full, kamera dan laptop, tenaga harus prima, motor ready. Keliling di jalan-jalan. Menunggu dan kadang mencari peristiwa yang menarik. Ini profesi unik, tidak semua tahu. Lelah, namun menyenangkan.
Seperti di tulisan sebelumnya, rata-rata tak ada yang bercita-cita menjadi wartawan. Dekil, amburadul, mungkin itu yang membuat profesi ini jadi momok sejumlah kalangan. Padahal, mereka adalah orang-orang cerdas dengan disiplin tinggi. Setiap hari adalah ujian, dan mereka slalu lulus menghadapinya. Mereka sekolah di alam. Setiap hari, sepanjang waktu.
14 tahun bergelut dunia jurnalis, membuat saya tak dapat tampil klimis. Inilah saya dan kami sepanjang hari. Apa adanya," tulis Didik akun facebooknya.

Oleh karena itu, di momen Hari Pers Nasional (HPN) yang di peringati setiap tanggal 9 februari. Menjadi pemicu semangat bagi para jurnalis untuk terus berjuang dan berada di garda terdapan selaku pilar demokrasi yang ke empat untuk menyukseskan pembangunan demi kesejahteraan rakyat Indonesia. Semoga! Wallahu'alam.

Penulis, pecinta kopi hitam.

No comments:

Post a Comment