Friday, February 21, 2020

Segelintir Kisah Haru, Berpetualang di Pulau Perjuangan




Kehidupan Warga Kepulauan Memang Penuh Perjuangan


Sumenep: Mencoba mengajak pembaca untuk mengurai sejumlah persoalan dari pengalaman berpetualang di Pulau Kangean Sumenep. Ada beragam kisah dan cerita haru yang dapat ditangkap dan dicoba dibagi agar sama-sama meresapi.

Singkat cerita, beberapa hari yang lalu. Saya mengikuti safari kepulauan Polres Sumenep. Dengan menaiki Kapal Cepat Ekspress Bahari dari pelabuhan Kalianget menuju pelabuhan Batuguluk Pulau Kangean.
Sekitar Pukul 07.00 WIB, Setelah semua penumpang menaiki kapal cepat, perlahan-lahan kapal mulai berjalan. Sejenak terasa asik karena ombak tidak begitu besar. Sambil menikmati keindahan pemandangan di laut, Saya pun menyantap kopi hangat di atas kapal. Namun semakin jauh perjalan ombak mulai terasa, tubuh terasa ikut bergoyang mengikuti gerakan kapal. Pikiran pun mulai berkecamuk, antara pasrah dan keyakinan akan selamat sampai menepi di pelabuhan pulau kangean. Dan Alhamdulillah Sekitar Pukul 11.00 WIB sampai di pelabuhan Batuguluk.

Sebelum turun terlebih dahulu mengabadikan momen, dan berselfi ria bersama teman-teman lainnya. Setelah itu menaiki kendaraan yang sudah disiapkan menuju kecamatan Arjasa. Setelah sampai di kantor Kecamatan Arjasa, beristirahat sejenak, setelah itu dilangsungkan dengan sejumlah kegiatan, diantaranya berkunjung ke Polsek Arjasa, santunan anak yatim, latihan bersama pencak silat dengan perguruan di kangean di lapangan arjasa, FGD dengan masyarakat dan bersilaturahim di sebuah pesantren. Yang tidak kalah memprihatinkan lagi mengenai pelayanan kesehatan, di mana di pulau kangean belum ada satu pun dokter spesialis. Bagi pasien yang perlu dirujuk harus ke daratan dengan melakukan penyeberangan sekitar 12 jam perjalanan menuju pelabuhan kalianget. Setelah itu baru bisa merebahkan diri di salah satu tempat wisa taman impian milik salah satu anggota Dewan dapil kepulauan.

Nah, keesokan harinya yang banyak menorehkan cerita lucu campur haru dan pilu. Kala itu saat rombongan menuju kecamatan kangayan ketimur dari kecamatan arjasa. Jalannya rusak hingga puluhan kilo, di tengah hutan lagi. Terlihat sapi dan kerbau berkeliaran di sepanjang perjalanan, tanpa ada tamparnya seolah dibiarkan saja oleh pemiliknya di tengah hutan belantara. Di tengah menikmati jalan rusak berlubang dan tergenang air, sepontan ada banyak guyonan dan istilah-istilah baru bermunculan salah satunya istilah."Jamal" dan "Jamur" istilah ini bisa ditanyakan kepada Ustad Rahman, hahaha...yang tidak kalah serunya saat rombongan beriringan di sepanjang piggir jalan banyak warga berbondong-bondong berjejer sambil melambaikan tangannya seraya menyapa. Dan mereka rata-rata perempuan yang oleh temen-teman dalam guyonnya di istilahkan "Jamal" dan "Jamur" itu.
Dengan begitu, canda gelak tawa pun pecah menghiasi perjalanan yang menegangkan, sehingga tanpa terasa sampai juga ke lokasi yang dituju yaitu Polsek Kangayan. Beragam kegiatan pun berlangsung termasuk peresmian gedung tempat peristirahatan petugas saat menjalankan tugasnya di kepulauan kangean.
Di kangayan inilah, beragam keluhan warga yang dilontarkan, salah satunya mengenai tidak kunjung menyalanya listrik yang sangat ditunggu-tunggu masyarakat. Sebab sejauh ini warga di kecamatan Kangayan belum pernah merasakan listrik. Seperti yang dirasakan warga di daratan selama 24 jam. Bahkan untuk bisa mendapatkan penerang di malam hari, sebagian warga berinisiatif sendiri dengan memanfaatkan tenaga aki yang disambunkan ke lampu. Sementara warga lainnya yang ekonominya mampu membayar kepada pemilik jasa mesin disel per bulan Rp 300 hingg Rp 500 ribu rupiah. Itu pun menyala sejak magrib hingga pukul 23.00 Wib. Sedangkan untuk siang harinya tidak ada aliran listrik sama-sekali. Sungguh luar biasa sabarnya warga kepulauan, sebab di zaman moderen ini masih belum menikmati listrik.

Padahal tiang listrik dan kabelnya sudah terpasang, namun hingga saat ini listrik belum juga menyala.

Setelah itu rombongan melanjutkan perjalanannya menuju pulau sapuntan dengan menaiki speed boat. Nah, di pulau inilah terdapat sejumlah persoalan pelik yang ditemukan. Salah satunya konflik Pilkades, terdapat pro kontra antar pendukung, sehingga sebagian warga menolak Kades terpilih, sehingga Kapolres harus turun tangan langsung mendamaikan antar pendukung yang bergejolak tersebut. Selain itu di sapuntan ini ditemukan sebuah lembaga pendidikan diduga fiktif. Bahkan pengelolanya terkesan kelimpungan saat disidak oleh pihak dari diknas dan kemenag. Usai ke sapuntan rombongan kembali lagi ke mapolsek kangayan untuk bermalam di sana.

Nah, di hari ketiga inilah yang menyisaka kisah haru dan pilu. Di saat rombongan hendak balik ke Sumenep. Saya dan temen-temen media lainnya, meliput APMS yang pagarnya ditutup dan sepi pembeli. Bahkan salah seorang warga bilang nyaris tidak membeli bahan bakar di APMS karena sering tutup.

Kemudian perjalanan ke pelabuhan batuguluk dilanjutkan. Setelah sampai baru menaiki kapal Ekspress Bahari menuju pelabuhan kalianget. Nah, di tengah perjalan tiba-tiba ombak besar sehingga banyak penumpang yang mabuk bergelimpangan. Saya pun demikian, tetapi Saya lebih berdiam dan memejamkan mata, sambil membaca sebuah bacaan yang dihafal mulai dari Al-fatihah hingga kalimat Kulfu.
Sebab di momen itu ombak sangat besar. Bahkan Saya sendiri mulai pasrah. Sebab dalam kapal terus oleng ke kanan dan ke kiri sesuai irama ombak. Seolah kapal mau tenggelam. Bahkan saking besarnya goyangan ombak membuat kursi di bagian dalam ambruk.

Suara gemuruh orang muntah pun menyelimuti perjalanan kapal menuju pelabuhan kalianget. Dan Alhamdulillah setelah Isyak kapal baru bisa bersandar di pelabuhan Kalianget. Itu artinya semua penumpang selamat dan kegiatan safari kepulauan sukses dan lancar..

Demikian segelintir kisah sebuah petualang yang bisa dibagi. Semoga menjadi bahan renungan untuk perbaikan pelayanan di kepulauan di masa-masa yang akan datang..semoga..Wallahu'alam Bissoweb..

Cerita pecinta kopi hitam.

No comments:

Post a Comment