Sunday, February 9, 2020

Ternyata, Tak Semua Warga Tahu Informasi Pilbup Serentak 2020




Kendati ramai pemberitaan perpolitikan menjelang Pilbup serentak di tahun ini. Ternyata masih banyak warga yang belum mendengar berita itu. Maklum saja, karena tidak semua warga mempelototi perkembangan informasi terkini. Apalagi bagi warga yang hidup di pelosok Desa. Yang setiap hari bergelut dengan pertanian di sawahnya.
Padahal, saat ini sudah bisa dibilang puncak zaman moderen, di mana informasi terbaru sudah bisa diakses dengan cepat melalui handphone android. Seolah terasa aneh kedengarannya, di zaman ini masih ada yang ketinggalan informasi. Tetapi memang faktanya begitu, meski saat ini serba canggih, namun masih banyak warga yang memang ketinggalan informasi.

Berhubung Saya juga hidup di Desa, jadi sedikit banyak tahu tentang kehidupan di Desa. Suatu ketika Saya sempat berbincang-bincang dengan sejumlah petani yang tengah antusias menggarap sawahnya untuk ditanami padi. Nah, di saat tengah istirahat sambil menikmati kopi hitam dan menghisap sebatang rokoknya di pinggir sawah. Saya mulai berbincang-bincang banyak hal, utamanya tentang pertanian. Di sela-sela perbincangan itu, Saya iseng-iseng bertanya siapa Calon Bupati dan Wakil Bupati yang ramai diperbincangkan oleh masyarakat petani. Sontak Saya kaget setelah mendengar jawaban salah seorang petani kala itu, yang malah balik bertanya, "Beh bedeh pelean bupati pola ye cong, Sapaan calona cong?" Tanyanya dengan menggunakan bahasa madura.

Kemudian Saya jelaskan bahwa tahun ini akan ada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serentak. Mengenai calonnya masih belum ada yang resmi. Meskipun di pemberitaan sudah ramai figur yang bermunculan, khususnya di kabupaten Sumenep. "O...diyeh ra cong, ye mon engkok mun la bede coccoan ye nyoccoa cong noraah kapranah," katanya, usai mendapatkan penjelasan singkat.

Usai berbincang-berbincang, Saya bertanya-tanya pada diri Saya sendiri, bagaimana mungkin bisa mengetahui sosok figur pemimpin yang layak dipilih, wong kabar tentang adanya Pilbup saja sudah tidak tahu. Makanya tidak heran bila setiap momentum pesta demokrasi seringkali diwarnai praktik politik tidak sehat, yang korbannya masyarakat yang minim informasi seperti di daeah pedesaan.

Oleh karena itu, perlu ada pencerahan dan pencerdasan kepada masyarakat, uatamanya yang berada di wilayah pedesan yang jauh dari pusat perkembangan informasi. Sehingga mereka juga mendapat informasi yang utuh, tidak mudah menjadi korban hasutan kabar hoax yang rawan menjatuhkan salah satu pihak. Sebab bila masyarakat mendapatkan informasi yang tidak utuh, sangat berbahaya, karena otomatis ditelan mentah-mentah dan diyakini kebenarannya. Wallahu'alam Bissoweb.

Penulis, pecinta kopi hitam

No comments:

Post a Comment