Monday, August 5, 2019

Luar Biasa, Siswa Ini Bersekolah Sambil Jualan Pentol Goreng




               Asmad Siswa Inspiratif

Sore itu, Saya iseng buka-buka facebook. Setelah seharian muter-muter mengitari Kota Sumenep. Sambil merebahkan tubuh untuk melepaskan lelah di Sekret KJS, Saya mengambil handphone lalu membuka facebook. Karena kalau di facebook itu setiap saat selalu ada saja info terbaru. Mulai yang lucu-lacu hingga kadang yang membangkitkan kemarahan karena tidak suka dengan postingan yang terkadang tidak masuk akal.
Namun, kali ini berbeda. Saat saya membuka facebook di beranda lalu muncul sebuah video yang diposting oleh akun "Kuliner Mantap". Dalam video itu, ternyata seorang siswa sambil menggendong tas dan bertopi seragam sekolah bersepeda yang ada rombongnya. Setelah diperhatikan siswa ini berjualan pentol goreng.

Kemudian ada seorang tentara menghampiri anak ini, kemudian bertanya namanya, alamat, sekolah hingga ke persoalan menjual pentol goreng itu. Anak ini terlihat polos. Dia mengaku bernama Asmad siswa kelas dua SMK 4 Tanggul. Entah itu di daerah mana karena dalam video itu tidak begitu rinci. Sambil ditanya dia melayani pembeli yang rata-rata masih anak-anak.

Dari percakapannya, anak ini mengaku setiap pergi ke sekolah sambil jualan pentol goreng,"Awalnya malu, tatapi karena guru saya sering bilang,'kalau anak pramuka tidak boleh malu' sehingga saya mngamalkan apa kata guru," ucapnya seraya tersenyum tulus dan polos.

Di saat lagi asik ngobrol dengan seorang tentara itu, tiba-tiba datang seorang kakek-kakek mengatakan, bahwa Asmad ini pernah bercerita kepada dirinya, bahwa dia merupakan tulang punggung keluarganya, dia hanya tinggal dengan ibunya. Sedangkan Bapaknya sudah berpisah kawin lagi, seraya memberikan penjelasan kepada tentara yang bertanya banyak hal karena penasaran kepada Asmad itu.

Asmad terlihat tertunduk malu sambil tersenyum mendengarkan pernyataan sang kakek tersebut. Kemudian sang tentara ini melanjutkan pertanyaannya, berapa perolehan perharinya Asmad menjual pentol. Asmad pun menjawab dengan polos, dengan modal Rp 75 ribu, dia memperoleh omset Rp 100 ribu hingga Rp 120 ribu perharinya, berjualan dari pagi hingga pukul 21.00 wib. Setelah berjualan dia tidak langsung pulang tetapi masih belanja untuk bahan ke esokan harinya dan seterusnya.

Kondisi semacam itu terus dia jalani tanpa merasa malu, meski terkadang diledekan oleh teman-temannya. Sementara Ibu nya beraktifitas menjadi pekerja pertanian.
Nah, yang berkesan di akhir pertanyaan sang tentara ini, saat menanyakan cita-cita Asmad kelak setelah lulus sekolah mau menjadi apa? sontak dengan jujur Asmad menjawab bahwa dari kecil memang bercita-cita ingin menjadi tentara. Mendengar pengakuan jujurnya itu, sang tentara merasa bangga dan sangat mendukung penuh. Asalkan harus diberengi dengan usaha keras dan dibarengi dengan doa. Lalu di akhir videonya itu sang tentara ini memborong pentolnya dan memberi uang sebanyak Rp 200 ribu rupiah. Terlihat ekspresi Asmad kaget seolah tidak percaya, sambil menciumi tangan sang tentara baik itu, seraya mengucapkan banyak terima kasih.

Melihat dari kisah Asmad ini, penulis tidak terasa menetekan air mata melihat kegigihan dan semangatnya berjualan sambil bersekolah. Di samping dia dituntut untuk berjuang melawan kebodohan dia juga harus dituntut untuk mandiri demi memenuhi kebutuhan hidup bersama sang Ibu tercintanya.

Semoga kisah sosok Asmad ini, menjadi inspirasi bagi siswa lainnya di negeri, menjadi anak yang membahagiakan dan membanggakan. Utamanya bagi orang tua. Semoga cita-cita Asmad inngin menjadi tentara akan terkabul. AMIN..

Teruslah berjuang menjadi generasi masa depan bangsa yang berkualitas..semoga.

Penulis, pecinta kopi hitam, tinggal di Bluto, 5 agustus 2019.

No comments:

Post a Comment