Monday, July 8, 2019

Melelahkan, Politik Tak Berkesudahan Energi Rakyat Terkuras Beruntun


(Menyimak Hajatan Demokrasi, Pileg, Pilpres, Pilkades serantak dan Pilbup 2019-2020)

Belum hilang rasa lelah pasca Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres) 17 April lalu. Kini rakyat di Kabupaten Sumenep, kembali dihadapkan pada pergumulan politik yang sesungguhnya. Yaitu, Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak pada bulan November 2019, kemudian disusul Pemilihan Bupati (Pilbup) tahun 2020 mendatang.

Di mana Pilkades serentak di Kabupaten Sumenep, direncakan akan digelar secara dua tahap, yaitu pada tanggal 7 dan 14 November 2019 mendatang. Ada 226 Desa se-Kabupaten Sumenep yang akan mengelar Pilkades serentak. Rinciannya 174 Desa di wilayah daratan dan 52 Desa di wilayah kepulauan.
Dua agenda hajatan pesta demokrasi itu, sudah pasti akan menguras pikiran dan tenaga semua lapisan. Termasuk kerja ekstra aparat keamanan dalam mengawal jalannya pesta demokrasi di tingkat paling bawah. Di samping itu letak geografis, di mana Kabupaten paling ujung timur pulau Madura ini, terdiri dari dua wilayah daratan dan kepulauan yang membutuhkan perhatian penuh guna kelancaran dan kesuksesan pelaksanaan Pilkades serentak tahun ini.

Hemat penulis, Pilkades sejatinya kunci untuk mensukseskan pembangunan secara nasional. Sebab hasil dari proses Pilkades itu, nantinya akan menjalankan semua kebijakan mulai dari tingkat Kabupaten hingga ke tingkat pusat. yang pastinya sesuai dengan yang dicita-citakan bersama. Maka dari itu perlu mendapatkan perhatian penuh, utamanya bagi rakyat Sumenep untuk melahirkan pemimpin yang terbaik sejalan dan selaras dengan keinginan rakyat itu sendiri.

Namun, perlu dipahami, bahwa Pilkades adalah pesta demokrasi yang tidak hanya persoalan politik pragmatis saja. Tetapi lebih komplek. Yaitu menyangkut tatananan sosial, moral, etika (tengka) serta kondusifitas pasca Pilkades tersebut.

Sebab seringkali terjadi gejolak imbas pilkades, menjadi pertikaian antar individu, kelompok dan antar keluarga. Bahkan yang sangat tragis sampai pernah terjadi pembongkaran kuburan, (Ajimuddin: Politik di Desa). Yang tentunya, Hal semacam itu, sangat tidak diharapkan terulang kembali. Oleh karena itu, perlu ada kesadaran semua pihak agar ikut serta benkontribusi menciptakan suasana kondusif. Menjegah terjadinya provokasi, perang opini yang saling menyudutkan antar pendukung, maupun antar kelompok, sehingga terjadi pembelahan, dan aksi-aksi yang berakibat fatal terhadap stabilitas keamanan di wilayah hukum Sumenep.

Setelah Pilkades, nuansa politik masih akan terus berlanjut hingga ke Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) kabupaten Sumenep 2020. Yang tentunya tidak kalah lelahnya untuk terus menyita perhatian rakyat Sumenep, guna melahirkan pemimpin lima tahun kedepan ke arah yang lebih baik, di bawah kepemimpinan baru dengan corak dan tampilan yang baru.

Selamat berdemokrasi yang sehat dan santun tanpa harus saling menyakiti, Melainkan saling bersikap dewasa dengan mental siap menang dan siap kalah. Semoga..

Celoteh pecinta kopi hitam, bluto 9 juli 2019.





No comments:

Post a Comment